Sukmajaya, nuansapublik.com | Kepala Disrumkim, Dudi Miraz dalam Ngopi Bareng Sekber di kantor Sekber Wartawan kota Depok di GDC, Jumat (2/8/2019) mengatakan Instalasi Pengelolaan Air limbah (IPAL) domestik baik secara individual dan komunal menjadi perhatian Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkin) kota Depo.
Dudi yang didampingi Kabid Permukiman, Sukanda, Kasie Penataan Kawasan Perumahan, Lili dan Kasie Pengembangan dan Pengeloaan Sistem Penyediaan Air Minum, Wahyu, menjelaskan untuk IPAL individu berupa septic tank program 2019 sampai Juli 2019 sudah dibangun utk 1034 Kepala Keluarga (KK).
“Sebelumnya, pembangunan septic tank sampai tahun 2018 untuk 1394 KK, tahun ini sudah dibangun untuk 1034 KK” terang Dudi.
Menurutnya, hingga kini masalah air limbah domestik di Kota Depok masih menjadi permasalahan yang harus ekstra ditangani. Mengingat sebagai kota penyanggah ibu kota, tingkat kepadatan penduduk yang tidak bisa dicegah, Depok akhirnya menghasilkan air limbah domestik yang perlu ditanggulangi.
“Karena itulah optimalisasi peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik perlu ditingkatkan,” ungkap Dudi.
Lebih jauh Dudi menjelaskan, sebagai salah satu OPD, fungsi dan peran Dinas Rukim tentunya menjalankan pragram pembangunan sesuai RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) yang telah ditetapkan.
“Secara umum Dinas Rumkim membantu pimpinan atau janji Walikota terkait RPJM itu sendiri, sehingga program dapat berjalan seperti yang diharapkan,” kata Dudi lagi.
Dudi berharap program kerja Rukim ini dapat menunjang pembangunan Kota Depok sebagai kawasan terpadu, ramah lingkungan, peduli kesehatan, juga religius.
Untuk pencapaian tersebut, Dudi beserta jajarannya tidak sungkan untuk turun langsung ke masyarakat, mengecek permasalahan dan kendala yang ada.
“Kita punya target satu hari minimal 15 rumah yang kita kontrol terkait septic tank yang memadai,” jelas Dudi.
Untuk mendatangi masyarakat, Dudi tidak sungkan masuk ke perkampungan dan gang-gang dengan mengendarai motor. Melihat secara langsung terkait permasalahan di lingkungan.
Dudi menceritakan, dirinya sering kali tidak formal menjalankan tugas tersebut, agar lebih fleksibel dan tidak terlalu ribet. Karena kalau harus formal, nanti malah makan waktu, sementara yang kita kerjakan atau kita tinjau perlu cepat.
“Jangan bertanya siapa saya, tetapi apa yang telah saya lakukan untuk masyarakat.”tandasnya***