FKUB Depok Gelar ‘Gunteng Kerukunan’: Perkuat Indeks Kerukunan dan Toleransi 2025″

 

Depok, Nuansapublik.Com

22 Januari 2025
– Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok sukses menggelar acara bertajuk “Gunteng Kerukunan” sebagai langkah strategis untuk memperkuat sinergi, toleransi, dan harmoni antarumat beragama. Acara ini diadakan di

Rumah Budaya KOOD. Jl. Pengadilan Rawa Denok kota depok
dan menjadi momen penting bagi FKUB untuk meningkatkan indeks kerukunan di Kota Depok, Rabu 22/01/2025 khususnya dalam menyambut pergantian pemerintahan tahun 2025.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Walikota Depok Terpilih Chandara Hermansyah, Kapolres Depok diwakili , Dandim 0508 Depok, Kajari Depok diwakili, Kepala Kemenag Depok diwakili, Kepala Bakesbangpol Depok, serta para tokoh agama dan organisasi keagamaan.

Kolaborasi Sebagai Kunci Kerukunan
Ketua FKUB Kota Depok, Abdul Ghani, menegaskan bahwa kerukunan hanya dapat tercipta melalui komunikasi intensif dan kerja sama lintas elemen. “Kami sengaja mengundang 18 lembaga terkait untuk menyusun rekomendasi kepada pemerintahan baru. Melalui forum ini, kita memperkuat sinergi dan menjadikan Depok sebagai kota yang lebih inklusif dan toleran,” ungkapnya.

Abdul Ghani juga menjelaskan bahwa FKUB tidak hanya sebagai forum dialog, tetapi memiliki mandat resmi dari pemerintah untuk memberikan rekomendasi terkait pendirian rumah ibadah, mediasi konflik antarumat beragama, serta sosialisasi kebijakan toleransi.

Tantangan dalam Pendirian rumah ibadah.

Diskusi dalam acara tersebut turut membahas isu pendirian rumah ibadah, yang sering menjadi tantangan di berbagai daerah. Sesuai Peraturan Menteri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, salah satu syarat pendirian rumah ibadah adalah memiliki 90 jamaah dan 60 KTP pendukung dari masyarakat sekitar.

“Kami sedang mengusulkan agar pemerintah daerah memberikan kebijakan yang mempermudah pengurusan IMB untuk rumah ibadah yang sudah lama berdiri dan tidak menimbulkan konflik. Hal ini penting untuk mendukung harmonisasi antarumat,” ujar Abdul Ghani.

Pentingnya Peran FKUB .

Kepala Bakesbangpol Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny, menekankan pentingnya acara ini sebagai upaya menanamkan rasa cinta budaya dan kerukunan. Ia menjelaskan bahwa indeks kerukunan umat beragama diukur berdasarkan tiga dimensi utama: kesetaraan, kerja sama, dan toleransi.

“Secara akademik, hasil survei menunjukkan bahwa nilai kerukunan di Depok tergolong tinggi. Meski dimensi toleransi lebih kecil dibandingkan lainnya, hal ini tetap menjadi fokus perbaikan bagi kami,” ungkap Lienda.

Ia menambahkan bahwa FKUB sebagai organisasi yang diamanatkan pemerintah akan terus difasilitasi melalui hibah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan produktif. “FKUB berperan penting, termasuk dalam memberikan rekomendasi pendirian rumah ibadah dan menjaga agar tidak terjadi konflik di masyarakat,” tambahnya.

Masyarakat Diharapkan Lebih Toleran.

Wakil Wali Kota Depok terpilih, Chanda Hemasyah, juga turut memberikan pandangan terkait pentingnya membangun kerukunan yang sejati.

“Kerukunan sejati harus lahir dari sikap toleransi, bukan hanya dari kondisi tanpa konflik. FKUB harus menjadi forum yang produktif untuk memastikan Depok menjadi kota inklusif yang merangkul semua elemen masyarakat,” katanya.

Ia juga mengajak masyarakat Depok untuk terus menjaga harmoni, tidak mudah terprovokasi, dan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia.

Penutup.

Acara “Gunteng Kerukunan” menjadi bukti nyata komitmen FKUB Kota Depok dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, Depok diharapkan terus menjadi kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan…(TN)

Mungkin Anda Menyukai